Kamis, 02 Oktober 2014

Walk - Out, Apa Untungnya Bagi Rakyat?

OPINI | 02 October 2014 | 10:31 Dibaca:    Komentar: 0    0
Oleh Efendy Naibaho

Walk-out atau keluar meninggalkan ruang sidang, kini semakin populer. Di masa Revolusi Mental yang sedang digaungkan ini, dua kali opsi walk-out sudah dilakukan. Yang pertama walk-out Demokrat ketika paripurna Pilsung DPRD. yang kedua adalah walk - out PDIP, Nasdem, PKB dan Hanura di paripurna pertama wakil rakyat baru dilantik ketika sidang pemilihan pimpinan DPR.

Banyak pendapat pro-kontra tentang walk - out ini. Mulai dari pencitraan, ingin memberitahu kepada rakyat bahwa mereka tidak ikut bertanggungjawab atau ingin memperlihatkan bahwa mereka yang walk - out, sebagai wakil rakyat, tidak ingin terlibat dalam proses yang dilakukan.

Yang menjadi soal, apakah tidak ikut lagi dalam proses kelanjutannya? Apakah akan tetap walk - out di sidang - sidang berikutnya? Bukankah sudah menyatakan tidak setuju terhadap isi paripurnanya?

Selain itu, yang menjadi tanda tanya besar dan mendasar adalah: walk - out ini apa untungnya bagi rakyat? Saya juga berat menjawabnya dan tidak bisa asal jawab karena orang - orang yang sudah keluar meninggalkan ruang sidang juga punya jawaban - jawaban tertentu dan spesifik. Namun demikian, banyak juga sebenarnya yang tidak terlalu suka dengan sistem walk - out ini.

Terngiang ucapan Sang Nenek yang memimpin sidangnya dengan lantang menyatakan : silakan ……….! Maksudnya, silakan meninggalkan ruang sidang jika ingin keluar. Artinya, siapa yang melarang kalau mau keluar?

Walk - out atau meninggalkan ruang sidang bisa juga diartikan tidak ingin bertanggungjawab terhadap hasil - hasilnya. Lantas, siapa yang bertanggungjawab, apakah mereka yang “walk - in” di ruangan ber-ac tinggi dan sejuk itu saja yang bertanggungjawab? Bisa juga walk - out diartikan sebagai cuci tangan tetapi kembali ke pertanyaan besarnya: apa untungnya bagi rakyat …..?

Kita lihat saja nanti lima tahun ke depan atau setidaknya setahun berjalan ini setelah Jokowi - JK memimpin Indonesia. Apa yang bakal terjadi dan kegaduhan politik apa lagi yang akan diciptakan? Karena walau walk -out, pimpinan DPR-nya tetap akan berjalan dan tetap akan bertugas.

Kecuali bila parlemen jalanan muncul, komunitas-komunitas rakyat tertentu berdemo, situasinya akan menjadi lebih lain lagi. Terlebih jika para wakil rakyat yang walk - out tadi ikut mendorong dari dalam. Lebih ramai lagi, jika fraksi yang “walk - in” mau mengerahkan elemen - elemennya berdemo tandingan. Apa yang akan terjadi? Setidaknya, jalanan akan macet lagi. Yang kena, ya, rakyat.

Padahal, rakyat hanya bisa berharap tiga: rakyat tidak lapar, rakyat tidak bodoh, rakyat tidak sakit. Hidup Rakyat dan Wakil Rakyat, duduk bersama sajalah untuk melaksanakan harapan rakyat ini.

Program Jokowi - JK sudah dinantikan rakyat banyak, programnya hebat - hebat dan agar terlaksana dua program ini saja dulu: Indonesia Pintar dan Indonesia Sehat, sudah hebat. Semuanya ini untuk Indonesia Hebat. Kita mulai dari diri kita masing - masing dulu untuk me-Revolusi Mental kita sendiri.

“Walk-out” sudah dilakukan tapi kita mengharapkan yang sesungguhnya: “All - out” untuk Indonesia. *

Tags:

 
Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.
Siapa yang menilai tulisan ini?
  •  0
Artikel ini belum ada yang menilai.
KOMENTAR BERDASARKAN : 
Tulis Tanggapan Anda
Efendy Naibaho

 

HEADLINE ARTICLES

Selayang Pandang Tentang Demonstrasi …

Fera Nuraini | | 01 October 2014 | 20:57

“Menjadi Indonesia” dengan Batik …

Hendra Wardhana | | 02 October 2014 | 05:49

Mari Melek Sejarah Perlawakan Kita Sendiri …

Odios Arminto | | 02 October 2014 | 04:32

Seandainya Semalam Ada Taufik Kiemas …

Hendi Setiawan | | 02 October 2014 | 07:27

[DAFTAR ONLINE] Kompasiana Nangkring bersama …

Kompasiana | | 01 October 2014 | 10:36


TRENDING ARTICLES

Liverpool Dipecundangi Basel …

Mike Reyssent | 3 jam lalu

Merananya Fasilitas Bersama …

Agung Han | 3 jam lalu

Ceu Popong Jadi Trending Topic Dunia …

Samandayu | 5 jam lalu

MK Harus Bertanggung Jawab Atas Kericuhan …

Galaxi2014 | 7 jam lalu

Sepedaku Dicolong Maling Bule …

Ardi Dan Bunda Susy | 7 jam lalu


HIGHLIGHT

Batik Bagian I: Bukan Seni Instan …

Akhmad Mukhlis | 7 jam lalu

Mari Sayangi Batik Indonesia …

Dewi Nurbaiti | 7 jam lalu

Judi Dadu dalam Mahabharata Mirip Pilkada …

Gatot Swandito | 7 jam lalu

Romantisme Malaka di Malam Hari …

Imam Uddin Hanief | 7 jam lalu

Nasib PNPM Mandiri di Pemerintahan Jokowi …

Ali Yasin | 7 jam lalu

Subscribe and Follow Kompasiana:

 

Tidak ada komentar: